Jumat, 05 Juli 2013

PENGANTAR MANAJEMEN (Perencanaan Yang Baik Beserta Hambatanya) / 1




       I.            PENDAHULUAN
Perencanaan merupakan bagian integral dari tugas manajer. Ia meliputi pengembangan strategi dan desain alat- alat untuk pelaksanaanya. Perencanaan memeberikan kerengka kerja untuk pengmbilan keputusan terpadu dalam seluruh organisasi.[1]
 Penyusunan rencana dapat didekati dengan mengenali, memehami, dan memenuhi ciri- ciri  rencana yang baik. Perlu dipahami benar bahwa menyusun rencana berarti berusaha untuk secara sistematik memutuskan hal- hal yang akan dilakukan oleh organisasi dimasa depan dalam rangka mewujudkan kondisi masa depan tertentu yang diperkirakan akan menguntungkan organisasi. Karena itu, seluruh rencana yang disusun harus dengan terus- menerus memperhatikan faktor- faktor efisiensi, yang berarti bahwa dengan berbagai sumber dan sumber daya yang terbatas diperoleh hasil yang optimal.[2]
Pengambilan keputusan rencana  yang dalam jangka waktu panjang haruslah yang komprehensif guna dikembangkan untuk mencapai keseluruhan missi. Perencanaan jangka pendek dipakai pada tingkat operasi dan dilaksanakan melalui taktik terinci. Diantara keduanya adalah tingkat koordinasi, dimana manajemen menjabarkan strategi kedalam taktik, mengembangkan kebijaksanaan dan prosedur, mengintegrasikan proses perencanaan  melalui fungsi- fungsi.
Orientasinya yang kemasa depan, membuat perencanaan itu merupakan fungsi pokok bagi manajer unutk mengatasi lingkungan yang kompleks dan selalu berubah. Proses perencanaan yang dinamis adalah esensial bagi adaptasi dan innovasi.


    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apakah Perencanaan itu?
B.     Bagaimanakah Peran Perencanaan Dalam Pengambilan Keputusan?
C.     Bagaimanakah Cara Pelaksanaan Strategi Dan Rencana Yang Baik?
D.    Apasaja Ciri- ciri Dari Sebuah Perencanaan Yang Baik Itu?
E.     Dimensi Apa Yang Harus Ada Dalam Perencanaan Yang Baik?
F.      Hambatan- hambatan Apa Saja Yang Sering Ada Dan Muncul Dalam Proses Perencanaan Yang Baik?

 III.            PEMBAHASAN
A.    Definisi Perencanaan
Rencana adalah suatu metode terinci yang dirumuskan sebelumnya, untuk melaksanakan atau membuat sesuatu. Perencanaan adalah proses memutuskan di depan, apa yang akan dilakukan dan bagaimana ia meliputi penentuan keseluruhan missi, identifikasi hasil- hasil kunci, dan penetapan tujuan tertentu disamping pengembangan kebijaksanaan, program, dan prosedur, untuk mencapai tujuan. Perencanaan memberikan kerangka untuk memadukan berbagai sistem yang kompleks mengenai keputusan- keputusan yang saling berkaitan dengan masa depan.[3]
Perencanaan merupakan dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan langkah-  langkah serta cakupan pencapaianya. Merencanakan bermakna memberdayakan suluruh komponen organisasi seperti sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources) dan sumber daya yang lain (other resources).[4]
Perencanaan merupakan sebagai suatu proses penentuan tujuan dan tindakan yang sesuia guna mencapai tujuan tersebut.[5] Suatu perencanaan haruslah yang komprehensif yang memaksimumkan total efektifitas organisasi sebagai suatu sistem yang sesuai dengan sasaran – sasaranya.

B.     Peran Perencanaan Dalam Mengambil Keputusan
Kebanyakan organisasi beroprasi dalam lingkungan yang berubah- ubah. Mereka harus siap menerima perubahan sebagai akibat yang tak dapat dihilangkan dari operasi mereka dalam dunia yang dinamis.
Pengambilan keputusan itu erat kaitanya dengan perencanaan. Suatu keputusn itu pada dasarnya adalah memilih dari berbagai alternatif. Keputusan itu bukan rencana, dalam arti bahwa ia tidak membutuhkan tindakan atau masa depan. Sebaliknya, suatu keputusan hanya melibatkan penerimaan suatu ide yang dapat mempengaruhi perilaku individu atau organisasidi masa depan. Keputusan tentu saja perlu pada setiap tahap perencanaan, dan karena itu berkaitan erat dengan perencanaan. [6]
Pesatnya kemajuan teknologi adalah salah satu yang mendorong perlunya perencanaan. Sebuah organisasi adalah tujuan yang dinyatakan dan mekanisme yang ditetapkan untuk mencapai sebuah tujuan. Mereka mempertanyakan, memeriksa, dan merumuskan kembali cara interaksi mereka dengan lingkungan untuk mencapai sebuah keputusan.
Dalam perencanaan banyak ditekankan perlunya sasaran yang jelas dan spesifik sebagai langkah pertama dalam proses perencanaan. Akan tetapi, sebagaimana telah dikemukakan, ada beberapa faedah dari kekaburan, terutama dalam situasi dimana kerumitan atau perspektif jangka panjangnya banyak ketidak pastian dilihat dari sudut pandang si pengambil keputusan.
Tujuan dari perencanaan adalah strategi tangguh yang dapat operasional produk atau jasa- jasa yang tepat, pada waktu yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.[7] Perencanaan memberikan alat bagi individu dan organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan mereka. Pesatnya politik, teknologi, ekonomi dan bidang- bidang lain yang menunjukkan perlunya perhatian yang kontinyu untuk merumuskan kembali strategi pengambilan keputusan.

C.     Pelaksanaan Strategi Dan Rencana Yang Baik
Banyak topik yang dibahas dalam bagian ini yang langsung berkaitan dengan proses pelaksanaan rencana dan tugas- tugas organisasi. Mengingat latar belakang informasi yang relavan ini, ssekarang kita dapat memusatkan perhatian pada beberapa aspek kunci.
Pada umumnya, lebih banyak perhatian dicurahkan kepada perencanaan dari pada pelaksanaan. Perencanaan itu merupakan kegiatan intilekutual atau pemikiran, sedangkan pelaksanaan itu berorientasi pada tindakan.
Pelaksanaan perlu menghimpun sumber daya, menstrukturkan hubungan kerja, memadukan fungsi, dan mengawasi kegiatan- kegiatan yang berdasarkan kebijaksanaan, rencana dan prosedur. Mencapai sasaran dalam sistem manusia itu membutuhkan kepemimpinan pribadi yang efektif. Strategi yang mungkin berhasil karena dorongan, semangat dan kepemimpinan yang cemerlang yang menghasilkan komitmen dan usaha.
Strategi yang sehat mungkin pula hancur karena kurangnya kepemimpinan dan peserta organisasi hanya mengikuti arus saja. Sasaran yang nyata adalah menggabungkan strategi yang sehat dengan pelaksanaan yang terampil (skill full implementation) melalui kepemimpinan yang efektif.

D.    Ciri- ciri Sebuah Perencanaan Yang Baik
Dalam sebuah organisasi perencanaan mempunyai implikasi masa depan dan mengandung arti dibutuhkanya keahlian merancang rencana untuk tercapainya tujuan. Pada dasarnya rencana itu mempunyai 3 ciri- ciri yaitu:
1)      Perencanaan harus mengenai masa depan
2)      Perencanaan harus menyangkut suatu tindakan yang akan dilakukan
3)      Adanya suatu unsur identifikasi atau penyebab (causation) pribadi atau organisasi. Artinya, adanya jalan tindakan dimasa depan akan diambil oleh perencanaan atau oleh orang lain yang di tunjuk dalam sebuah organisasi. Masa depan, tindakan, dan pelaksanaan pribadi atau organisasi adalah unsur- unsur yang perlu dalam setiap rencana.[8]
Menurut Sigian, perencanaan yang baik dalam manajemen adalah perencanaan yang berciri sebagai berikut:
1)      Rencana harus memepermudah tercapainya tujuan yang telah di tentukan sebelumnya. Artinya, penyusunan suatu rencana tidak boleh dipandang sebagai tujuan, tetapi sebagai cara yang sifatnya sistematik intuk tercapainya suatu tujuan awal.
2)      Perencana harus sungguh- sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai. Menyusun rencana merupakan salah satu fungsi organik yang harus dilakukan oleh setiap manajer.
3)      Pemenuhan keahlian teknis. Penyusunan suatu rencana yang kemudian disahkan manajer kemudian diserahkan kepada orang- orang yang memiliki berbagai jenis keahlian yang diperlukan. Agar rencana yang disusun itu terpadu dan komprehensif, maka anggota tim harus mampu bekerja sama sebagai satu tim yang kompak.
4)      Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Maksutnya, rencana tidak hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan: apa, di mana, bilamana, siapa dan mengapa. Tetapi, juga disertai penjabaranya dalam bentuk program kerja yang menyangkut segi kehidupan organisasi.
5)      Keterkaitan sebuah rencana dengan pelaksanaannya. Jika dikatakan bahwa suatu rencana  merupakan suatu bentuk keputusan, berarti hanya mempunyai makna bila dilaksanakan. Tepat tidaknya suatu rencana bukan terlihat dari cara perumusanya, tetapi pada pelaksanaanya.
6)      Kesederhanaan. Maksudnya adalah, kesederhanaan merupakan ciri rencana menyangkut berbagai hal seperti teknik penyusunannya, bahasanya, sistematikanya, formatnya, serta penekanan berbagai prioritasnya dan memperoleh pengertian yang sama dengan perencana. Kesederhanaan harus tidak mengurangi pentingnya kelengkapan rencana.[9]

E.     Dimensi Perencanaan
Dalam sebuah perencanaan sangatlah perlu suatu dimensi untuk mencapai tujuan, salah satunya yaitu dimensi waktu. Dimensi waktu itu sangatlah penting untuk fungsi pengawasan karena beberapa hal. Organisasi berkembang dengan rencana yang ada ( standing plans) yang terdiri dari keijaksanaan, prosedur, serta aturan- aturan atau ketentuan.
 Pengembangan sistem nilai yang relatif seragam diantara para anggota organisasi akan memberikan pra- pengawasan yang berfaedah. Penekananya adalah pada pencegahan menyimpangnya sistem dalam batas- batas yang telah ditentukan guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan Banyak perselisihan mengenai bobot relative untuk sebelum dan sesudah ini.
 Pendapat paling ekstrim adalah jika cukup usaha diberikan untuk sebelum pengawasan, maka tidak perlu adanya sesudah pengawasan. Artinya, jika sistem nilai kelompok telah disadari sepenuhnya, maka semua tindakan individu dan organisasi akan berada dalam batas- bats yang di kehendaki, dan sistem itu akan mengatur diri sendiri.      

F.      Hambatan- hambatan Dalam Proses Perencanaan Yang Baik
Setiap perencanaan yang akan dilakukan pastinya tidak lepas dari suatu tantangan- tantangan dan hambatan. Menurut Silalahi menjelaskan bahwa perencanaan yang baik (good planning) dapat dilakukan apabila dapat diminimasi hambatan- hambatan dalam perencanaan. Hambatan perencanaan dapat di kategorikan atas dua kategori, yaitu:
1.      Individual- based barriers
2.      Organizationl- based barriers
Individu sering tidak mau dan tidak mampu merencana sebab hambatan personal untuk memaknakan partisipasi dalam perencanaan. Pada hal perencanaan efektif memerlukan masukan dan partisipasi aktif dari anggota organisasi secara individual. Hambatan utama dalam perencanaan efektif yang berasal dari hambatan individual memprioritaskan masalah- masalah hari- kehari kekurangan dari ketrampilan perencaan, reluktansi menentukan rencana dan tujuan, resistansi personal untuk perubahan. Hambatan kedua ditemukan pada tingkat organisasional, termasuk dalam hambatan organisasional ini adalah kendala tentang sumber- sumber, kendala berupa keterbatasan informasi yang dapat, resintesi organisasional untuk berubah.
Handoko merincikan hambatan- hambatan perencanaan yang efektif, yaitu sebagai berikut:
1)      Kurang pengetahuan tentang organisasi
Para manajer tidak dapat menetapkan tujuan- tujuan yang berarti bagi satuan- satuan kerja mereka tanpa mempunyai pengetahuan tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2)      Kurang pengetahuan tentang lingkungan
Para manajer sering kurang memahami llingkungan eksternal organisasi, seperti pesaing, penyedia (pemasok), langgan, lembaga- lembaga pemerintahan, dan sebagainya, sehingga menjadi bingung tentang arah yang diambil dan enggan menetapkan tujuan yang pasti.
3)      Ketidakmampuan melakukan peramalan ssecara efektif
Rencana- rencana dibuat tidak hanya didasarkan pengamalan masa lalu, tetapi juga peramalan kondisi- kondisi dimasa yang akan datang.
4)      Kesulitan perencanaan operasi- operasi yang tidak berulang
Dalam organisasi banyaj operasi- operasi yang hanya berlangsung dalam saat tertentu saja yang tidak akan berulang pada saat- saat yang lain, namun perlu direncanakan. Para manajer sering melupakan hal ini.
5)      Biaya
Perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber- sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam arti terjadi pemborosan- pemborosan dalam melakukan atau merealisasikan rencana tersebut.
6)      Takut gagal
Para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap keamanan jabatanya, penghargaan dan respek orang lain terhadap dirinya. Hal yang demikian ini membuat para manajer enggan mengambil resiko dan menetapkan tujuan tertentu.
7)      Kurang percaya diri
Bila manajer kurang percaya diri, maka mereka akan ragu- ragu dalam menetapkan tujuan yang menantang. Para manajer seharusnya merasa bahwa mereka dan kelompok kerjanya mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan organisasi.
8)      Ketidaksediaan nntuk menyingkirkan tujuan- tujuan alternative
Para manajer sering sulit untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak dapat mencapai semua hal yang penting baginya. Akibatnya, mereka mungkin menjadi enggan untuk organisasi terikat pada satu tujuan karena terlalu menyakitkan untuk menyingkirkan berbagai alternatif lainya.


 IV.            KESIMPULAN
Perencanaan merupakan dasar yang di gunakan untuk memilih tujuan dan mementukan langkah- langkah serta cakupan pencapaianya. Merencanakan bermakna memberdayakan seluruh komponen organisasi seperti sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources) dan sumber daya lain (other resources). Perencanaan sebagai suatu proses penentuan tujuan dan tindakan yang sesuai guna mencapai ttujuan tersebut.
Dalam sebuah organisasi perencanaan mempunyai implikasi masa depan dan mengandung arti dibutuhkanya keahlian merancang rencana untuk tercapainya tujuan. Pada dasarnya rencana itu mempunyai 3 ciri- ciri yaitu:
1)      Perencanaan harus mengenai masa depan
2)      Perencanaan harus menyangkut suatu tindakan yang akan dilakukan
3)      Adanya suatu unsur identifikasi atau penyebab (causation) pribadi atau organnisasi. Artinya, adanya jalan tindakan dimasa depan akan diambil oleh perencanaan atau oleh orang lain yang di tinjuk dalam sebuah organisasi. Masa depan, tindakan, dan pelaksanaan pribadi atau organisasi adalah unsur- unsur yang perlu dalam setiap rencana.
Hambatan perencanaan dapat di kategorikan atas dua kategori, yaitu:
1)      Individual- based barriers
2)      Organizationl- based barrier


    V.            PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah kami sampaikan. Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dan kurang dari kesempurnaanya, untuk itu kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah selanjutnya. Dan semoga apa yang telah kami sampaikan kali ini  dapat bermanfaat  bagi kita semua. Aaamiin.





[1] Fremont E. Kast, James E. Ronsezweig, Organisasi& Manajemen2,(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2007)hal:685
[2] Abdul Choliq MT, Pengantar Manajemen,(Semarang: Rafi Sarana Perkasa,2011)hal:123-124
[3] Ibid, Fremon E. Kast, hal:686
[4] Ibid,Abdul Choliq, hal: 115
[5] Ibid, Stoner, hal: 11
[6]  Ibid, Fremont E. Kast, hal: 686
[7] Ibid, Fremont E. Kast, hal: 688
[8]  Ibid, James E. Rosenzweig, hal:686
[9] Ibid, Abdul Choliq, hal:  124

Psikologi (Emosi dan Perasaan) / 1




       I.            PENDAHULU`AN
Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senang. Perasaan senang atau perasaan tidak senang yang selalu menyertai perbuatan kita sehari-hari disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Dalam warna efektif yang kuat, maka perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini disebut emosi. Beberapa macam emosi antara lain, gembira, bahagia, semu, terkejut, benci, senang, sedih, was-was, dan sebagainya.
Menurut Prof. Hukstra perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan untuk mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Definisi lain perasaan ialah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subjektif, untuk merasakan senang atau tidak senang, dan yang tidak bergantung kepada perangsang dan alat-alat indera.[1]
Perasaan dan Emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan (state) dari diri organisme atau individu pada suatu-waktu. Misalnya, orang merasa sedih, senang, terharu dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendebgar sesuatu, mencium bau dan sebagainya. Dengan kata lain perasaan disifatkan sebagai suatu keadaaan jiwa sebagai akibat adaanya peristiwa-peristiwa yang pada umumnya datang dari luar, dan peristiwa-peristiwa tersebut pada umumnya menimbulkan kegoncangan-kegoncangan pada indifidu yang bersangkutan.   

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah Definisi Dari Perasaan Dan Emosi?
2.      Jelaskan Sifat-sifat Dari Perasaan ?
3.      Komponen- komponan Apa Saja Yang Ada Dalam Emosi?
4.      Jelaskan Perasaan-perasaan Yang Disertai Dengan Emosi?
5.      Apa Perbedaan Emosi Dan Perasaan?

 III.            PEMBAHASAN
1.      Definisi Perasaan Dan Emosi
Menurut  Prof. Hukstra,  memberi definisi bahwa perasaan adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senng dan tidak senang.
Menurut Chalpin (1972) persaan adalah keadaan atua state individu sebagai akibat dari persepsi, sebagai akibat stimulus baik yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa sifat tertentu yang ada umumnya persaan berkaitan dengan persepsi, dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya. Stern membagi persaan berdasarkan hubungannya dengan waktu ialah:
a.    Perasaan sekarang ialah kita berada sekarang didalam sutu situasi dan mengalai sesuatu perasaan berhubungan dengan situasi itu.
b.   Perasaan yang menjangkau ke depan ialah kita mengalami suatu perasaan yang berhubungan dengan sesuatu yang kita alami, sesuatuyan akan terjadi, sesuatu yang kita angan-angankan.
c.    Perasaan yang membalik kebelakng ialah kita mengalami sesuatu perasaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah kita almi, yang sudah terjadi.
Sedangkan emosi Pada umumnya adalah perasaan terkejut, takut, sedih, marah dan gembira. Pada umumnya perasaan dan emosi di sifatkan sebagai keadaan yang ada pada individu atau organisme pada suatu waktu. Contohnya; merasa sedih, senang, takut,dan lain-lain. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaaitanya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadapsesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya expresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. Emosi mempengaruhi keseluruhan manusia. Ia bersifat bukan saja rohani, tetapi juga jasmani. Kejadian jasmani senantiasa mengiringi emsi. Kesatuan psikosomatis dengan nyata sekali dibuktikan oleh emosi.[2]

2.      Macam- macam Perasaan dan Sifat- sifatnya?
Macam-macam perasaan menurut Scheler membagi perasaan berdasarkan tingkatannya:
a.       Perasaan sensoris yang berada pada tingkatan keindahan ialah kita mengalami sesuatu perasaan bila kita mengindera sesuatu misalnya kita mencium bau yang busuk, kita mengecap sesuatu yang manis dan perasaan-perasaanyang berhubungan dengan perangsang badani lainnya.
b.      Perasaan vital yang berada pada tingkatan hidup jasmaniah ialah kita mengalami sesuatu perasaan yang berhubungan dengan keadaan tubuh kita, misalnya kita merasa kuat, lemah, segar, tidak enak dan lain-lain, termasuk perasaan-perasan vital ini juga perasaan yang berhubungan dengan insting nafsu alam.
c.       Perasaan psikis yang berada pada tigkatan rohani ialah kita mengalami sesuatu perasaan, yang tidak berhubungan lagi dengan sesuatu yang bersifat jasmaniah, tetapi yang berada pada tingkatan kejiwaan, misalnya kit mers gembira sebab mengalami kemenangan, kita berduka sebab kekalahan, dan sebagainya.
d.      Perasaan pribadi yang berada pada tingkatan perorangan. Semua perasaan, begitupun juga peristiwa-peristiwa jiwa lainnya, bersifat pribadi, yaitu saya merasa sesuatu berhubungan dengan saya sendiri yang berlainan dengan orang lain.
e.       Berdasarkan nilai-nilai hidup Sranger yang kita kejar dalam hidup kita, yang mempengaruhi segala perbuatan kita, dapat perasaan-perasaan psikis itu kita bagi atas perasaan intelektual, perasaan ekonomis, perasaan estetis, perasaan kuasa, perasaan sosial dan perasan agama tergantung pada bidang manakah sesuatu yang menimbulkan perasaan puas dan tidak puas, perasan senang dan tidak senang.[3]
Sedangkan meurut Max Scherer mengajukan 4 macam perasaan:
a.       Perasaan tingkat sensatis yaitu merupakan perasaan yangberdasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stiulus pada kejasmanian, misalnya rasa sakit, panas, dan dingin.
b.      Perasaan kehidupan vital yaitu perasaan yang bergantung kepada keadaan jasmani seluruhnya, misalnya rasa segar, lelah,dan sebagainya.
c.       Perasaan kejiwaan yaitu merupakan suatu perasaan, misalnya gembira, susah, takut.
d.      Perasaan kepribadian merupakan perasaan yang berhubunga dengan keseluruhan pribadi, misalya perasaan harga diri, perasaan putus asa, perasaan puas.(besot, dkk,1950).[4]
Sifat-sifat perasaan:
a.       perasaan berhubungan dengan peristiwa peresepsi, merupakan reaksi kejiwaan terhadap stimulus yang mengenainya .Contoh orang yang melihat suatukonser musik maka ada yang merasakan bahwa itu menyenngkan, tetapi juga ada yang bilang biasa saja bahkan ada yang bilang tidak senang.
b.      Perasaan sifat subjektif, lebih subjektif bila dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan yang lain. Sebagai contoh diatas bahwa stimulusnya sama yaitu melihat konser musik tapi perasaan yang ditimbulkan bermacam-macam sesuai dengan keadaan masing- masing individu.
c.       Perasaan dialami oleh individu sebagi perasaan senang atau tidak sekalipun tingkatannya dapat berbeda- beda. Walaupun demikian  sementra ahli yang mengemukakanbahwa perasaan senang dan tidak senang hanyalah merupakan salah satu dimensi saja dari perasaan.

3.      Komponen- komponan Yang Ada Dalam Emosi
       Suatu emosi yang kuat mencakup beberapa komponan umum. Salah satunya adalah reaksi tubuh. Jika marah misalnya, tubuh anda kadang- kadang gemetar atau suara anda menjadi tinggi, walaupun anda tidak menginginkannya. Komponen yang lain adalah pikiran dan keyakinan yang menyertai emosi, dan tampaknya hal itu terjadi secara otomatis. Mengalami suatu kebahagiaan misalnya, sering kali melibatkan pemikiran tentang alasan kebahagiaan. Komponen ketiga suatu pengalaman emosional adalah ekspresi wajah. Komponan yang keempat adalah reaksi anda terhadap pengalaman tersebut. Reaksi ini mencakup reaksi spesisifik- kemarahan  mungkin menyebabkan agresi, dan reaksi yang lebih global.
Jadi daftar komponen emosi mencakup:
1)      Respon tubuh internal, terutama yang melibatkan sistem saraf otonomik.
2)      Keyankinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif  tertentu.
3)      Ekspresi wajah
4)      Reaksi terhadap emosi

4.      Perasaan- perasaan yang disertai dengan emosi?
Macam-macam prasaan yang disertai denga rasa emosi adalah sebagai berikut:
a.       Takut
            Takut adalah perasaan yang sangat mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu. Bentuk dari takut adalah takut yang parhologis, yang disebut fobia-fobia adalah perasaan takut teradap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tiak ada alasan yang nyata, misalnya takut terhadap tempat yang sempit dan tertutup (claustio phobia), takut terhadap ketinggian atau takut berada ditempat-tempat yang tinggi (acrophobia), takut terhadap tempat-tempat yang ramai (achiophobia).
            Rasa takut yang lain merupakan kelainan kejiwan adalah kecemasan (anaxiety) yaitu rasa takut yang tidak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya. Kecemasan yang terus menerus biasanya terdapat pada penderita-penderita (psikoneurosis).
b.      Khawatir
            Khawatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objeknya sama sekali. kekhwatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman. Kekhawatiran seseorang untuk melanggar norma masyarakat adalah suatu kekhawatiran yang umum pada tiap-tiap orang, kekhawatiran ini justru positif karena seseorang selalu bersikap berhati-hati dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma masyarakat.
c.       Cemburu
            Cemburu adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang. Seseorang yang mempunyai rasa cemburu selalu mempnyai sikap benci terhadap saingannya.
d.      Gembira
            Gembira adalah ekspresi dari kalangan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiraan itu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba (surprise) dan kgembiraan biasanya brsifat sosial, yaitu melibatkan orang-orang lain sekitar orang yang gembira tersebut.
e.       Marah
Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mncapai tujuannya.
            Dengan demikian ketegangan yang terjadi dealam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu, individu yang bersangkutan menjadi marah, karena tujuannya tidak tercapai.

5.      Perbedaan Emosi  Dan Perasaan
Pada ummnya perbedaan antara emosi dan perasaan adalah:
a)      Emosi berlangsung tidak lama, sedangkan perasaan dapat berlangsung untuk waktu yang lama.
b)      Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian diluar kita, sedangkan ini tidak berlaku untuk semua perasaan.
c)      Emosi menguasai kita,sedangkan perasaan tidak
d)     Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian yang berarti vital terhadap kita sedangkan perasaan tidak.[5]


 IV.            KESIMPULAN
Perasaan dan Emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan (state) dari diri organisme atau individu pada suatu-waktu. emosi Pada umumnya adalah perasaan terkejut, takut, sedih, marah dan gembira. Sedangkan  perasaan dan emosi di sifatkan sebagai keadaan yang ada pada individu atau organisme pada suatu waktu. Contohnya; merasa sedih, senang, takut,dan lain-lain.  Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaaitanya dengan perilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya expresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. Emosi mempengaruhi keseluruhan manusia. Ia bersifat bukan saja rohani, tetapi juga jasmani. Kejadian jasmani senantiasa mengiringi emosi.




    V.            PENUTUP
Demikian malakah yang  telah kami buat, semoga apa yang telah kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari jika dalam penyampain makalah kami ini kurang jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun guna pembuatan makalah kedepan agar lebih baik.

























DAFTAR PUSTAKA

Sujanto Agus, Psikologi umum, Jakarta: Aksara baru, 1981
Pattty. F MA, Pengantar Psikologi Umum Surabaya: Usaha Nasional, 1982
Sholeh Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab,Psikologi Suatu Pengantar,  Jakarta: Prenada Media, 2004.
Wirawan Sarwono Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000



[1] Drs. Agus sujanto.  Psikologi umum. (Jakarta:Aksara baru. 1981). hal:84
[2] Prof. F. Pattty MA. Pengantar Psikologi Umum (Surabaya : Usaha Nasional. 1982). hal:117
[3] Ibid F. Patty MA. Hal: 118-119
[4] Abdul Rahman Sholeh dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi Suatu Pengantar. (Jajarta:Prenada Media.2004). hal :157
[5] Ibid. Prof. F. Patty MA. Hal: 117